Membangun Harapan di Tanah Kalimantan Barat

Sebagai seorang pelayan Tuhan, ia tidak hanya menghadapi medan yang sulit dan cuaca yang tak menentu, tapi juga harus menanggung beban ekonomi yang berat. Namun, di tengah semua itu, semangatnya untuk melayani dan memenangkan jiwa-jiwa tidak pernah luntur.

Bp Herry
Bp Herry

Pada bulan Juli 2021, Pak Herry menerima bantuan dari YASKI, untuk memulai usaha kemandirian. Dengan bantuan ini, Pak Herry memiliki kesempatan untuk memulai usaha pertanian sayur-sayuran. Menanam cabe dan timun bukan hanya sekadar mencari nafkah, tapi juga memberi harapan dan bantuan bagi sesama hamba Tuhan yang mengalami kesulitan serupa.

Meski dihadang oleh cuaca yang tidak bersahabat, Pak Herry tidak menyerah. Dengan ketekunan dan semangat, ia berhasil meraih hasil yang memuaskan dari pertanian tersebut.

“Bantuan dari YASKI tidak hanya sekadar mengubah keadaan ekonomi saya, tapi juga mendukung pelayanan penginjilan saya di pedalaman Kalimantan Barat,” ujarnya. “Hasil panen yang saya dapatkan tidak hanya untuk kebutuhan pribadi, tapi juga untuk menunjang pelayanan, termasuk kebutuhan transportasi dan konsumsi.”

Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, setiap tantangan bisa diatasi, dan setiap dana bisa diubah menjadi berkat bagi banyak orang. Pak Herry mengucapkan rasa syukur kepada YASKI atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Sebagai bagian dari tubuh Kristus, mari terus dukung pelayanan para Hamba Tuhan di berbagai pelosok, termasuk di daerah terpencil seperti pedalaman Kalimantan Barat.

 

Tuhan Yesus Memberkati!

Pelatihan yang Memberkati

Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan jarak jauh melalui media “Whattsapp” (WA) selama satu bulan. Adapun yang diajarkan melalui pelatihan ini di antaranya: pelatihan organik, peternakan, perikanan dan pengolahan pangan.

Salah satu hamba Tuhan yang YASKI rekomendasikan adalah Ibu Pdt. Dorlan Sinurat yang bertempat tinggal di Kepulauan Mentawai: “Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan YASKI telah membantu dan membiayai saya untuk dapat mengikuti pelatihan ini, saya sangat diberkati dan termotivasi untuk mengembangkan potensi diri dan berusaha untuk kesejahteraan ekonomi dan pelayanan. Doa kami kiranya Tuhan memberkati pelayanan Bapak dan Ibu sekalian.”

Pelatihan ini disingkat BELAWA, atau “Belajar Lewat WA”. Ibu Dorlan sangat diberkati melalui pelatihan ini dan berkomitmen untuk menularkan ilmu yang telah diperoleh ke jemaat/orang sekitar melalui pengadaan bibit untuk bercocok-tanam.

Kiranya kerjasama seperti ini dapat terus memajukan pelayanan hamba-hamba Tuhan di pedalaman yang kesulitan dalam akses dan informasi. Bila Bapak/Ibu/Sdr/i yang terbeban dalam mendukung pelayanan ini, silakan hubungi di nomor Humas kami yang tersedia. Tuhan Yesus memberkati.

(NC)

Ket gbr:

Lahan tanam yang dalam tahap pembersihan untuk tempat tanam bibit cabai. Yang di polibag sebagian sudah dibersihkan, sebagian lagi belum karena masih butuh tenaga besar karena mengolahnya masih secara manual (belum memiliki mesin potong rumput yang harganya cukup tinggi).

Berkarya Di Dalam Pekerjaan Tuhan

Bersyukur kepada Tuhan, Yaski kembali dapat memberikan bantuan berupa 2 pasang bebek untuk rencana usaha peternakan Pdt Faosato Lafau, hamba Tuhan di Nias Sumatera Utara.

Pdt Faosato bercerita ia sudah mengelola tempat untuk usaha peternakan bebek  yang ia mulai dengan menggali gundukan tanah yang akan dibentuk menjadi sebuah kolam. Kolam inilah yang disiapkan untuk digunakan sebagai tempat permandian bebek-bebeknya nanti.   Berukuran 10×10m, dibuat dengan kedalaman 1 meter, dimaksdukan agar  kolam mampu  menampung 100 bebek. Sebanyak 500 batang bambu dipasang mengelilingi kolam, dibentuk  sebagai pagar.

Biaya pembuatan kolam bebek tersebut memerlukan biaya cukup besar termasuk biaya pengangkutannya. Pdt Faosato berdoa dan berharap, dengan dimulai dari 2 pasang ekor bebek, maka di kemudian hari akan terus berkembang dengan baik.

“Kami belum mampu untuk membeli bibit bebek karena harga per kotak (100 ekor) adalah satu juta empat ratus ribu rupiah, sementara lokasi tempat membelinya pun jauh di kota, kecuali ada alat penetas telur supaya yang dua pasang bebeknya dapat cepat berkembang.”

Yaski mendoakan, kiranya ada anak Tuhan yang terbeban berbagi berkat untuk usaha peternakan Pdt Faosato dan demi kelangsungan pekerjaanNya.

Pdt.Faosato Lafau

GPdI Jemaat Filadelfia

Desa Hilihoru, Kec. Bawolato

Kab. Nias, Sumatera Utara.

Berkat dari Ayam dan Bebek

Adalah seorang hamba Tuhan yang berasal dari Kalimantan Barat yang mendedikasikan dirinya untuk menggembalakan jiwa-jiwa bagi Tuhan di Desa Waimangura, Sumba Barat Daya.

Menghubungi Yayasan Yaski melalui media sosial lalu berlanjut berkomunikasi melalui whatsapp, Ev. Richard mengutarakan keinginannya untuk memelihara babi. Namun niat awalnya ini terhalang dengan harga anak babi yang begitu mahal yakni seharga dua juta rupiah untuk usia dua bulan.

Menyadari akan keterbatasan bantuan modal usaha kemandirian yang sudah ditetapkan Yaski, maka Ev. Yahya menyesuaikan kebutuhannya ini dengan memelihara ayam dan bebek. Dan akhirnya setelah beberapa waktu, bantuan dana senilai lima ratus ribu rupiah dibelikan ayam dan bebek masing-masing dua ekor.

Ev. Yahya

 “Rencana ke depan, ayam dan bebek ini akan dikembangkan dahulu dan kalau sudah banyak nanti bisa dijual dan dibagikan untuk teman-teman yang mau pelihara juga. Doakan semoga bisa berkembang banyak. Saya akan lebih giat lagi dalam berusaha dan melayani, kiranya Tuhan terus memberkati Yaski yang punya komitmen baik untuk pelayanan ini.”

Ev. Richard Yahya, S.Pd optimis untuk terus melayani dan membawa jiwa bagi Tuhan, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

Mari kita dukung hamba Tuhan di pedalaman! Bersama, kita menyebarkan Kabar Baik ke seluruh pelosok Indonesia melalui Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman, dimana mereka pun selama ini telah bertahan dalam penderitaan namun mereka sangat mengimani bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan mereka.

Tuhan Yesus memberkati!

Bersyukur Itu Indah

Saya telah melayani selama 22 tahun di Kalimantan Barat ini dan banyak mengalami suka duka. Hal dukanya antara lain saat tidak memiliki uang sama sekali, tidak dapat merasakan makanan yang enak, tidak dapat berobat, tidak dapat menyekolahkan anak, karena keterbatasan biaya. Setiap hari pakaian yang kami gunakan pun seadanya, untuk beberapa robekan kecil dipakaian kami pun, tidak apa-apa. Yang terpenting masih bisa kami gunakan untuk melayani dan beribadah. Bukankah Tuhan tidak memandang rupa, tetapi melihat hati? Memang sebaiknya menghadap Tuhan dengan sebaik-baiknya, tetapi apalah daya kami, jika yang ada hanya seperti ini. Bukan kami tak ingin, tapi kami belum mampu untuk membelinya. Bukan kami tak berusaha, usaha kami ada, dan setiap hari kami memohon kepada Tuhan kiranya Tuhan cukupkan yang kami perlukan. Saya percaya saudara sekalian juga mengetahui bahwa kesulitan dalam keluarga bukanlah soal hal yang saya sebutkan diatas saja, tetapi juga ada yang lainnya. Namun, kami selalu memohon kepada Tuhan kiranya Tuhan memampukan kami untuk bertahan melalui kesulitan ini.

Kesukaan yang dapat saya bagikan dalam melayani di pedalaman yaitu saat kami diberikan pemandangan asri nan indah ciptaan Tuhan. Keindahan alam ini memberikan kepada kami rasa untuk bersyukur setiap harinya. Burung-burung, ikan, dan hewan lainnya khas lainnya yang masih tinggal, mengingatkan kami akan kasih Tuhan yang sungguh nyata. Jika hewan-hewan lepas di hutan yang saja dipelihara Tuhan, terlebih kami anak-anak yang dikasihi-Nya. Kami percaya Tuhan menakar setiap berkat bagi anak-anak-Nya setiap hari-Nya. Memang kami dalam keadaan yang susah, tetapi tak lupa kami juga mengucap syukur akan kasih Tuhan yang menopang kami sampai hari ini. Sungguh Ebenhaezer-sampai disini Tuhan menolong kita. Kiranya Tuhan juga memberkati, serta menolong kehidupan saudara sekalian.

Kami juga rindu mendapatkan pertolongan dari Yayasan Yaski untuk dapat bertani menanam padi di ladang sehingga keperluan kami dapat tercukupi.  Kami percaya Tuhan memakai Yaski sebagai kepanjangan tangan Tuhan.

Melayani Dalam Kesulitan

Saya datang ingin menyampaikan kesulitan di dalam pelayanan penginjilan keliling desa, ke pedalaman yang terpencil, masuk dan keluar hutan, dan ke kampung memberitakan Injil bagi orang-orang yang belum percaya dan yang sudah percaya tetapi belum sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Namun, di sepanjang pelayanan memang ada kesulitan-kesulitan yang juga harus dirasakan, seperti kelaparan, sakit penyakit dan permasalahan lainnya. Keadaan perekonomian yang semakin merosot juga menjadi faktor penghambat dalam pelayanan.

Saya rindu untuk memiliki perekonomian yang mandiri dan bisa menopang dunia pelayanan ini. Saya ingin budidaya ikan lele yang dapat dikelola dan hasilnya menjadi pendukung pelayanan saya di tempat ini. Kiranya Yayasan Yaski dapat menolong saya dengan modal usaha mandiri.

Ini saja yang dapat saya sampaikan. Tuhan Yesus kiranya memberkati Bapak/Ibu sekalian yang melayani dimanapun berada. Amin.

Babi untuk Kehidupan!

Membaca judul artikel ini, mungkin Anda sedikit tergelitik dan bertanya: Bagaimana bisa seekor Babi dapat membawa kemuliaan bagi Tuhan? Apa hubungannya seekor Babi dengan jiwa?

Adalah Pendeta Ovenius Gea, seorang hamba Tuhan yang melayani umat Tuhan di Desa Saurenu, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Melalui sepucuk surat, Pendeta Oveinius berkabar dengan Yayasan YASKI seputar kerinduannya. Tidak hanya sekadar untuk dapat bertahan hidup, tapi juga sebuah gedung gereja sekaligus pastori diharapkan dapat menunjang pertumbuhan jemaat di sana.

Lebih baik minta pancing daripada ikan, mungkin itu yang ada di benak Pendeta Ovenius. Alih-alih meminta dukungan dana, ia ingin memelihara Babi untuk dikembangbiakkan. Keinginan Pendeta Ovenius itu selaras dengan konsep pelayanan misi Yayasan YASKI untuk hamba Tuhan di pedalaman.

Yayasan YASKI mengelola setiap donasi Anda dengan konsep tent maker yang diteladankan  Rasul Paulus. Donasi Anda akan diperuntukkan untuk usaha mandiri dari setiap Hamba Tuhan yang berkesinambungan secara ekonomi, seperti bercocok tanam, dan beternak (Kambing, Babi, Itik/Bebek, Ayam, Ikan).

Alhasil, gayung pun bersambut, kabar pun tersiar dari Saurenu, Mentawai.

Donasi yang diberikan menjadi pemicu pemberdayaan semangat gotong royong (konsep semut) jemaat Saurenu. Menurut Pendeta Ovenius, harga bibit Babi di Mentawai memang lumayan tinggi. Untuk itu ia pun mengajak jemaat untuk bersama mewujudkan kerinduan mereka memiliki gedung gereja dan pastori dengan pembelian seekor Babi.

Mulai dari seekor Babi yang dikelola bersama jemaat, Pendeta Ovenius Gea optimistis untuk terus melayani dan membawa jiwa bagi Tuhan, sehingga Nama Tuhan dipermuliakan. Masih jauh panggang dari api? Tidak juga. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, apa yang dimulai dalam Nama Tuhan, semuanya akan kembali bagi Kemuliaan Nama-Nya!

Terima kasih atas dukungan dan donasi yang selama ini Anda sampaikan melalui Yayasan YASKI. MARI KITA DUKUNG HAMBA TUHAN DI PEDALAMAN! Kita bersama menyebarkan Kabar Baik ke seluruh pelosok Indonesia melalui Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman…

Penggugah Semangat Melayani!

Hampir semua masyarakat Indonesia penikmat rasa pedasnya cabai, diolah menjadi sambal dengan berbagai olahan yang menggoda lidah penikmatnya. Bahkan Indonesia terkenal di dunia internasional sebagai Negeri Sejuta Sambal! Cabai sebagai bahan dasar utama sambal pun kerap menjadi incaran banyak orang.

Karena itu, tak heran Pendeta Yustinus Gulo di Desa Aursampuk, Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat memilih menanam cabai sebagai awal dari peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga dan jemaat. Dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada, Pendeta Yustinus dan istri berhasil memulai upaya kemandirian ekonomi jemaat dari donasi yang Anda salurkan melalui Yayasan YASKI.

Memulai pelayanan sejak bulan Juni 2018 dan jemaat yang dilayani rata-rata berprofesi sebagai petani berpenghasilan sangat rendah, tak memutus harapan Pendeta Yustinus kepada Tuhan yang mengutus dia.  Pendeta Yustinus rindu supaya pelayanannya kepada jemaat menjadi kuat dan dewasa dalam Tuhan sehingga menjadi kemuliaan bagi Tuhan.

Kiranya kebun cabai ini dapat bermanfaat dan berdampak buat jemaat di sini, juga menjadi sumber penghasilan yang diberkati Tuhan. Terima kasih Bapak/Ibu atas dukungannya,” ujar Pendeta Yustinus.

Terima kasih atas dukungan doa, daya dan dana yang selama ini Bapak/Ibu sampaikan melalui Yayasan YASKI. MARI KITA DUKUNG HAMBA TUHAN DI PEDALAMAN! Bersama, kita menyebarkan Kabar Baik ke seluruh pelosok Indonesia melalui Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman…

Dimulai Dari Sebuah Ketulusan

Saya datang memohon doa dan berkat untuk usaha mandiri financial seperti yang terjadi dimana-mana.

Saya juga ingin dibantu seperti teman-teman hamba Tuhan yang telah berhasil dalam usaha mandiri dari Yayasan Yaski, sehingga kini mereka dapat membantu hamba Tuhan lain yang kesusahan. Disaat ada yang sakit, mereka menolong dengan saling patungan untuk membawa temannya berobat. Disaat sedang ada yang kekurangan, mereka juga turut membagikan berkat kepada teman yang kesusahan.

Saya juga ingin memiliki ekonomi yang mandiri sehingga dapat ikut saling membantu teman sepelayanan saya. Kiranya Yayasan Yaski dapat menolong keadaan saya yang terpuruk saat ini.

Kebutuhan Hamba Tuhan

Saya melayani di GKII Tanete sudah 11 tahun lamanya dan tentunya disertai dengan lika-liku kehidupan, baik dalam suka maupun duka juga penuh dengan tantangan. Salah satu pergumulan kami dalam jemaat adalah pembangunan gedung gereja yang sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian. Selain itu, kami juga bergumul mengenai kehidupan kami di sini untuk dapat membiayai sekolah anak-anak dalam keadaan hidup yang pas-pasan, yang artinya adalah tidak kurang tetapi juga tidak lebih.

Lalu saya mendengar kesaksian dari beberapa hamba Tuhan melalui radio mengenai permohonan bantuan kepada Yayasan Yaski. Saya mencoba untuk mengirimkan surat permohonan bantuan kepada Yayasan Yaski dengan harapan dapat membantu kami untuk kebutuhan pelayanan dan biaya sekolah anak-anak. Pada tanggal 15 September 2021, saya berkirim surat permohonan tersebut melalui email dan Puji Tuhan, Yayasan Yaski meresponnya dengan baik. Akhirnya pada tanggal 6 Oktober 2021, Yayasan Yaski membantu kami berupa dana sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk 1 ekor babi. Uang tersebut sudah kami belikan babi pejantan, namun belum dapat dikembang-biakkan. Harapan kami, Yayasan Yaski dapat membelikan lagi seekor babi betina supaya dapat segera dikembangkan demi kemajuan pelayanan kami.

Demikianlah kesaksian kami hamba Tuhan yang hidup di pedalaman. Atas bantuan Yayasan Yaski, kami mengucapkan terimakasih. Tuhan Yesus memberkati. (JT/NC)

– Halaman 08 –

Open chat
Hello 👋
Apa yang bisa kami bantu?