Injil tidak berubah, tetapi orang-orang yang berubah. Generasi sekarang tetap membutuhkan Injil yang sama, hanya strateginya harus berbeda karena masalah tiap generasi berbeda. Tantangannya adalah menghadirkan Injil yang sama untuk generasi yang berbeda. Karena itu, pesan Injil harus masuk lewat pintu masalah-masalah yang dihadapi setiap generasi dan menjadi jawaban sejati bagi kegelisahan mendalam mereka. Demikian juga menghadirkan Injil untuk Gen Z, harus dimulai dari masalah yang mereka hadapi.
Yancen Piris, Head of Misi Department Yayasan Yaski mengatakan berdasarkan hasil survei dan kunjungan Yayasan Yaski ke berbagai komunitas anak muda di berbagai daerah sepanjang 2024, ditemukan empat permasalahan utama yang dihadapi oleh Generasi Z Kristen di Indonesia:
-
-
- Self-Acceptance (Penerimaan Diri)
- Loneliness (Kesepian)
- No God (Kehilangan Iman kepada Yesus sebagai Tuhan)
- Distrust (Ketidakpercayaan kepada Keluarga, Teman, dan Pemimpin Gereja)
-
Melihat fenomena ini, Yayasan Yaski merasa perlu menyediakan komunitas sehat bagi anak muda agar mereka berakar, bertumbuh, dan berbuah dalam Tuhan. Program yang dikembangkan Yayasan Yaski untuk Generasi Z berfokus pada tiga pilar utama:
- Berakar – Menggunakan modul Alpha Youth Series yang dirancang untuk membantu anak-anak muda menemukan teman seiman dan berakar dalam Tuhan.
- Bertumbuh – Melalui komunitas ASIK (Aku Suka Ikut Kristus), Yayasan Yaski menawarkan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kompetensi anak muda dalam melayani Tuhan.
- Berbuah – Melalui misi digital, anak muda diajak untuk memberitakan Injil melalui media sosial dan bekerja sama dengan platform Yayasan Yaski.
Dengan program-program ini, Yayasan Yaski berharap semakin banyak anak muda yang percaya kepada Kristus dan menyebarkan firman Tuhan melalui media digital.
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”
(Mazmur 119:9)