Membuat Konten yang Memberi Dampak

Membuat Konten yang Memberi Dampak

Pagi itu, ruangan yang dingin menjadi hangat karena dipanaskan oleh gagasan-gagasan yang keluar dalam diskusi di kelas Digital Media Workshop (DMW) yang berlangsung di Cebu, Filipina.

Pagi itu, ruangan yang dingin menjadi hangat karena dipanaskan oleh gagasan-gagasan yang keluar dalam diskusi di kelas Digital Media Workshop (DMW) yang berlangsung di Cebu, Filipina. Semua peserta yang berjumlah kurang lebih 50 orang dari berbagai negara saling bertukar pengalaman dan pandangan tentang bagaimana membuat sebuah content yang punya daya magnet bagi audience di dunia digital.

Ilkka Kastepohja, salah satu narasumber dari The Messengers Media Mission, Finlandia, mengajukan sebuah gagasan tentang “Honeypot Strategy.” Strategi “Sarang Madu” menekankan konsep “madu” yang senantiasa diburu dan dikerumuni oleh banyak binatang karena rasa manisnya. Demikian juga hendaknya sebuah content, harus mampu menarik orang sebanyak-banyaknya untuk datang, mencari, dan mengerumuni serta mencicipinya sehingga memberi dampak kepada mereka.

Narasumber lain, Yvonne Carlson Chief Technology Officer (CTO) dari Global Media Outreach menekankan pentingnya keunikan (unique) dan nilai (valuable) dari sebuah content. “Dahulukan kualitas daripada kuantitas, karena waktu dari audience Anda sangat berharga.” Ungkap Yvonne. Selain itu, Yvonne juga menekankan pentingnya kita memperhatikan variable like, comment, share dan juga offline engagement. Content yang unik dan berbeda, menurut Yvonne, akan punya kekuatan untuk mengubah dunia, membawa orang dengan cara pandang yang baru.

John Carley, narasumber lain yang saat ini menjabat sebagai Presiden dari Trinet Internet Solutions, Inc. memaparkan pentingnya kita mengikuti trend yang sedang berlangsung. Carley memaparkan 10 tren yang menjadi diskusi hangat saat ini, seperti Metaverse, AI, People Experience, Short Video, Simple (Clear Message), Influencers, Outsourcing, Humor, Deplatforming, dan Foundational Digital Marketing.

DMW diselenggarakan oleh FEBC International di Hotel Belmont Mactan, Cebu, Filipina, sejak 18 Maret dan akan berakhir pada 22 Maret 2024. Ada 5 staf yang menjadi perwakilan dari FEBC Indonesia (Yayasan Yaski) yang hadir dalam pelatihan ini, yang berasal dari berbagai departemen untuk memperkaya pelayanan Yayasan Yaski di platform digital. Dari situs datareportal.com, dilaporkan bahwa pada 2023 kemarin, ada 212.9 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi mencapai 77%. 167 juta orang Indonesia dilaporkan menjadi pengguna social media yang sangat aktif atau sekitar 60,4% dari total penduduk Indonesia. Sebanyak 353.8 juta smartphone terkoneksi aktif di Indonesia atau sebesar 128% dari total populasi. Tentu market digital yang sangat luas ini menjadi potensi bagi Yayasan Yaski untuk menyebarkan Kabar Baik kepada mereka secara digital.