Menjadi Garam dan Terang di Tanah Syariah

Menjadi Garam dan Terang di Tanah Syariah

Episode kedua program Kristen di Tanah Syariah kembali mengangkat cerita-cerita yang menyentuh hati. Cerita tentang perjuangan anak-anak Tuhan untuk hidup dan tinggal di Aceh.

Persistensi! Mungkin menjadi satu kata utama dalam episode kali ini. Bagaimana anak-anak Tuhan gigih atau tekun dalam mengerjakan keselamatan mereka secara terus menerus dan konsisten. Bagaimana mereka menjunjung tinggi iman Kristen mereka, namun tetap berusaha keras untuk diterima masyarakat sekitar dan menyejahterakan kota melalui profesi mereka masing-masing.

Adalah F, aparatur sipil negara (ASN) yang sudah 9 tahun mengabdi sebagai seorang guru di sebuah sekolah negeri. Menurutnya, butuh 4 tahun dari awal dia bekerja, untuk akhirnya dapat diterima di lingkungan kerjanya. F bercerita tentang diskriminasi yang dialaminya pada awal mula dia bekerja. Dia pernah dilarang mengambil mengambil minum yang diperuntukkan untuk karyawan kantor, diberikan ruang kerja yang sudah lama kosong dan berdebu oleh pimpinan sekolah, hingga tidak diberikan jam mengajar selama 1 semester. Sebuah tekanan serius tentunya dirasa F, namun dia tetap persisten untuk mengabdi bagi negeri… Tekanan tidak membuat dia patah itu berujung penerimaan. Puji Tuhan!

Ada lagi, M, anak Tuhan yang lahir di Aceh itu menceritakan tentan perbedaan 2 tempat kerja yang dia alami selama ini. Yang pertama di Kutacane, M merasa bebas beraktifitas dan menjalankan iman Kristennya sehari-hari. Menurutnya, hampir setengah masyarakat Kutacane beragama Kristen. Hal tersebut bertolak belakang dengan Blangkejeren (tempat bekerja yang kedua). Selama 7 tahun bekerja di wilayah tersebut sebagai ASN Kementerian, ia merasa umat Kristen tidak bebas dalam melakukan ibadahnya, tidak adanya gereja, bahkan hanya sekedar fellowship saja didatangi aparat keamanan dan menjadi intaian. Dalam lingkungan kerja dianggap menjadi saingan karena ia satu-satunya yang beragama kristen. Puji Tuhan!

Cerita berbeda dirasakan oleh Ma, seorang siswi SMP Negeri di Aceh. Di sekolah, dia merasakan tidak ada diskriminasi. Justru, menurutnya, teman dan gurunya menganggap orang Kristen itu pintar, jadi sering diikutsertaka dalam lomba-lomba antar sekolah. Puji Tuhan!

Dari ketiga narasumber kita perlu belajar, bahwa perlu adanya ketekunan dan khidmat untuk menghadapi tekanan, lakukanlah yang terbaik di mata Tuhan, dan menjadi teladan bagi sesama. Jadilah Garam dan Terang dimanapun ditempatkan, dan tetap mengingat Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendiri! Jehovah Jireh!

Jangan lewatkan setiap episode Kristen di Tanah Syariah yang hadir setiap Jumat, minggu ketiga, pukul 18.00 hingga 20.00 WIB di YASKI Radio Streaming ( www.yaski.co.id ) Program ini juga memberikan kesempatan kepada pendengar untuk terlibat aktif dengan memberikan kesaksian, saran, atau pertanyaan melalui WhatsApp di nomor 08192691000. Program ini disiarkan langsung dari Kota Banda Aceh, yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah” (sf/yp)

Kristen di Tanah Syariah: Menjunjung Tinggi Iman, sejahterakan Kota