Ask More, Talk Less!

Ask More, Talk Less!

Seorang pemimpin Perusahaan, suatu hari mengatakan kepada timnya, “Perusahaan menerima karyawan biasanya karena pertimbangan pengetahuan dan pengalaman si calon karyawan.

Tetapi Perusahaan yang sama memecat karyawann tersebut karena karakternya.” Untuk jangka pendek, seseorang bisa berkamuflase dengan trik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Namun untuk jangka panjang, karakter akan lebih penting dan menentukan. Semua pihak, pada akhirnya menilai seseorang dari karakternya. Seorang Filsuf Yunani, Heraclitus bahkan menulis, “A man’s character is his fate.” Karakter seseorang adalah nasibnya.

Karakter adalah soal yang serius. Sebuah buku berjudul “Character Matter” ditulis Thomas Lickona juga menekankan bagaimana karakter adalah fondasi seseorang sehingga bisa disebut sebagai manusia yang baik dan layak untuk diajak terlibat dalam pelbagai hubungan yang positif dengan orang lain. Jika seseorang memiliki karakter negatif, maka sesamanya juga akan menjauh dan enggan menjalin sebuah hubungan dalam berbagai level meskipun orang ini memiliki berbagai ornamen lain yang menarik, seperti kekayaan, dan popularitas. Kekayaan dan Popularitas tanpa disertai karakter hanya akan menunggu waktunya saja untuk terjerembab ke dalam jurang yang dalam.

Character Building di Tim Yaski dan Heartline

Mengingat begitu penting dan mendasarnya soal karakter, Tim Yaski dan Heartline pada 15 April 2024 mengadakan seminar dan workshop tentang Character Building yang pelatihnya dikomandani langsung oleh Dr. Paulus Kurnia, PCC, founder Cherish Indonesia. Dr. Paulus Kurnia sudah memiliki jam terbang tinggi dalam pelatihan karakter. Beliau juga seorang master di bidang coaching dan meraih gelar Professional Certified Federation (PCC) yang disertifikasi oleh International Coach Federation (ICF).

Wokshop berjalan seru karena disertai berbagai games dan kreativitas lain dari para pelatih sehingga tanpa disadari oleh peserta, mereka semua belajar tentang karakter-karakter yang dimiliki. Tidak hanya berhenti dalam kesadaran, semua peserta juga ditantang agar mengembangkan karakternya sebagai modal dalam pelayanan di ladang Tuhan.

Salah satu sesi yang menarik adalah ketika setiap peserta diminta untuk mengambil salah satu foto yang mereka rasa pada saat itu menggambarkan dirinya. Coach Paulus Kurnia lantas mendemontrasikan bagaimana membantu salah seorang peserta agar peserta itu sendirilah yang menyadari serta menemukan karakter-karakternya yang positif. Selain juga peserta itu sendirilah yang  menyadari karakter-karakter negatifnya, sehingga ia  secara mandiri terdorong untuk maju. Dalam sesi ini, Coach Paulus menekankan pentingnya kita menolong orang lain dengan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, sehingga membantu sesama kita agar mereka bisa menemukan kesadarannya sendiri. Karena jika kesadaran itu keluar dari dalam, maka motivasi untuk berubah jauh lebih besar, dibanding ketika dorongan itu muncul dari luar, yakni atas motavasi orang lain, apalagi kalau hanya karena paksaan.

Lebih banyak bertanya, dan kurangi memberikan pernyataan. Ask More, Talk Less.” Pesan Coach Paulus. Bertanya membuat sesama kita merasa tidak digurui. Bertanya membuat sesama kita dihargai. Bertanya membuat sesama kita menggali sendiri jawaban-jawaban yang ada di dalam hatinya. Dan dari situ, terbitlah kesadaran baru.

 Pekerjaan Rumah

Ternyata, pelatihan Character Building tidak hanya berhenti saat acara pada 15 April kemarin berhenti. Sesi masih berlanjut! Namun tentunya sesi tersebut lebih kepada pendalaman pribadi. Setiap peserta diberi pekerjaan rumah untuk menggambar ulang perkembangan karakter dalam waktu-waktu ke depan. Tentu saja para peserta tidak akan dibiarkan sendiri, tetapi akan didampingi oleh para coach dari Cherish Indonesia secara personal sehingga bisa lebih efektif dalam menemukan dan menyadari kekuatan karakter yang tersembunyi di dalam diri kita.

Terima kasih untuk Coach Paulus Kurnia dan tim dari Cherish Indonesia yang sudah berbagai berkat dan inspirasi tentang karakter. (Tim Markom).